Rabu, 30 Maret 2011

KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Sastra adalah suatu ekspresi pikiran dalam bahasa atau kata-kata dengan gaya bahasa yang dipakai, tetapi bukan bahasa sehari-hari. Dibawah ini merupakan jenis-jenis sastra, yaitu :
1. Sastra modern adalah sastra yang telah terpengaruh oleh sastra asing atau sastra barat.
2. Sastra daerah adalah karya sastra yang berkembang di daerah dan menggunakan bahasa daerah.
3. Sastra dunia adalah karya sastra milik dunia yang sifatnya bersifat universal.
4. Sastra kontemporer adalah sastra masa kini yang telah meninggalkan ciri-ciri khas pada masa sebelumnya.
Dan berikut ini yang merupakan sastra adalah :
• Pantun adalah suatu bentuk puisi yang terdiri dari empat baris yang bersajak.
• Puisi adalah karangan yang tidak terikat rima dan ritme ataupun jumlah baris.
• Syair adalah salah satu jenis karya yang merupakan suatu karya yang terdiri dari empat baris.
• Drama adalah salah satu bentuk karya yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.
• Lukisan adalah karya seni yang proses pembuatannya dilakukan dengan meletakkan pewarna atau pigmen cair dalam pelarut dan agen pengikat seperti lem kepada permukaan seperti kertas, kanvas, ataupun dinding.
• Dan sebagainya
Seni adalah ketulusan jiwa. Seni memiliki beberapa jenis, yaitu :
• Seni lukis
• Seni rupa
• Seni suara
• Seni pakaian
• Seni tradisional
• Dan sebagainya
Peranan sastra dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Setiap aktivitas yang kita lakukan menggunakan bahasa yang merupakan bagian sastra
ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Prosa adalah karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, yang tidak terikat rima dan irama. Sebagai contoh, berikut ini yang termasuk jenis-jenis prosa adalah :
1. Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fikti dan kisah nyata menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang positif dan bermanfaat.
2. Cerpen adalah cerita yang mengisahkan konflik para pelaku tetapi tidak perubahan hidup.
3. Novel adalah cerita yang mengisahkan konflik para pelaku sehingga terjadi perubahan hidup.
4. Biografi adalah karya yang berupa riwayat seseorang.
5. Esai adalah ulasan atau kupasan suatu masalah secara pintas yang sangat pribadi.
6. Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik atau buruk suatu hasil karya.
7. Roman adalah cerita yang mengisahkan pelakunya dari kecil sampai akhir hayat.
Dan berikut ini macam – macam prosa :
• Prosa lama adalah prosa yang berkembang pada masyarakat terdahulu. Contoh prosa lama adalah hikayat, dongeng, sejarah dan kisah. Prosa lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Statis, lamban perubahannya
• Istana Sentris, bersifat kerajaan
• Bersifat fantastis, bentuknya hikayat, dongeng
• Di pengaruhi sastra Hindu dan Arab
• Tidak ada pengarang atau anonim
• Prosa baru adalah prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh dari budaya barat. Contoh prosa baru adalah roman, novel, cerpen, biografi, kritik, resensi dan esai. Prosa baru memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Dinamis, perubahannya cepat
• Rakyat Sentris, mengambil bahan dari rakyat sekitar
• Realistis, bentuknya roman, novel, cerpen, drama, kisah, dsb.
• Di pengaruhi sastra Barat
• Nama pencipta selalu dicantumkan
NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
prosa fiksi adalah kisahan yang semua pelaku, alur dan karakter dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.ciri-ciri prosa fiksi adalah :
a. isinya ceritanya bersifat khayali atau imajinasi.
b. Bahasanya menggunakan bahasa yang konotatif
c. memenuhi syarat-syarat estetika seni atau nilai-nilai seni.
Nilai-nilai yang ada dalam prosa fiksi adalah prosa fiksi memberi kesenangan, prosa fiksi memberi warisan kultural prosa fiksi memberi keseimbangan dan prosa fiksi memberikan informasi.
Dibawah ini merupakan dua contoh karya sastra yang berupa pantun dan puisi, yaitu :

PANTUN NASEHAT

Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal Sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan

PUISI

DIPONENEGORO

Karya : Chairil Anwar

Dimassa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar.lawan banyaknya seratus kali
Pedang dikanan, keris dikiri
Berselempang semangat yang tak pernah mati

MAJU

Ini barisan tak bergenderang –berpalu
Kepercayaan tanda tak menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati

MAJU

Bagimu negri
Menyediakan api.

Punah diatas menghamba
Binasa diatas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang


Berikut ini sebuah prosa yang berbentuk biografi dimana dalam karya ini menceritakan riwayat seseorang, dalam menerbitkan sebuah buku. Contohnya diambil dari buku yang berjudul Seni Negosiasi dengan penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, dengan riwayat penulisnya sebagai berikut :

“Roger Downson adalah salah satu dari hanya sedikit bernegosiasi didunia. Sebagai pembicara lebih dari seperempat abad, dia telah melatih banyak eksekutif, manajer, dan marketer diseluruh Negara bagian Amerika Serikat. Canada, dan Australia. Dia juga salah satu dari sedikit profisional dunia yang memperoleh dua penghargaan tertinggi CSP dan CPAW, yang dianugrahkan oleh National Speakers Association”
ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Puisi adalah karangan yang tidak terikat oleh rima dan ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh sebuah bahasa yang padat.
Unsur-unsur intrinsik dalam sebuah puisi adalah
1. Tema adalah judul atau tentang apa puisi tersebut berbicara
2. Amanat adalah nasehat kepada pembaca
3. Rima adalah persamaan- bunyi
4. Ritme adalah perhentian-perhentian atau tekanan-tekanan yang diatur
5. Majas atau gaya bahasa adalah permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi
6. Kesan adalah perasaan yang diungkap lewat puisi
7. Diksi adalah pilihan kata atau disebut dengan sebuah ungkapan

Alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi dalam ilmu budaya dasar karena adaya faKtor-faktor sebagai berikut :


a. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas yang akan diekspresikan oleh sebuah sastra yang berbentuk puisi.
b. Hubungan Puisi dan keisyfan atau kesadaran individual.
Dengan membaca puisi dapat mengajak untuk dapat menjenguk hati dan fikiran baik orang lain maupun diri kita sendiri..
c. Hubungan Puisi dan keinsyafan social.
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan menusia sebagai makhluk sosial
d. Hubungan Puisi dan nilai-nilai
Dengan mengarahkan puisi dengan tepat dalam proses membaca dan mendiskusikan puisi dapat menentukan nilai-nilai yang terkandung dalam puisi tersebut


Dibawah ini ada contoh puisi, yaitu:

PRAJURIT JAGA MALAM

Karya :Chairil Anwar

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Arus globalisasi membawa tantangan baru bagi negara-negara dunia.krtiga. Kemajuan dan harapan baru yang mencuat dari pola hubungan internasional yang menekankan kerja sama ekonomi dan perdagangan. Namun berbarengan dengan itu muncul pula keprihatinan-keprihatinan serius, terutama mengenai kerusakan lingkungan hidup dan pembengkakan populasi manusia terutama di negara-negara miskin.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang mengalami masa transisi dari negara agraris ke negara industri, timbul kekhawatiran serius akan terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya yang mengarah pada krisis identitas budaya bangsa. Upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, cepat atau lambat akan melahirkan tipe masyarakat industri. Dengan perkataan lain, akan lahir suatu tipe kebudayaan baru yang disebut kebudayaan industri.
Tercapainya tahap kematangan intelektual, seorang manusia tidak cukup hanya berbekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan saja, namun perlu juga memiliki filter untuk membentengi diri dari pengaruh buruk yang timbul dari pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan.
Pembahasan mengenai perkembangan ilmu dan peradaban/kebudayaan dalam coretan ini akan dimulai dari tahap yang paling awal dari sejarah kehidupan manusia, yaitu dari masa pra-sejarah, zaman dimulainya penalaran, abad pertengahan dan zaman modern supaya diperoleh gambaran mengenai latar belakang ilmu dan peradaban / kebudayaan.
Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Maslow mengidentifikasikan kebutuhan manusia berupa kebutuhan fisiologi (pangan dan sandang), rasa aman, afiliasi (rekreasi, amal), harga diri, (jati diri) dan pengembangan potensi. Kebutuhan fisiologi dan rasa aman diperoleh dengan cara instinktif sehingga kebutuhan tersebut dapat diperoleh binatang sekalipun. Namun untuk kebutuhan lain halnya dapat dipenuhi oleh manusia dengan pemanfaatan akal budi dan melakukan pemberdayaan sarana yang ada, bahkan dengan akal budi pula akan berusaha untuk menciptakan media yang belum ada agar kebutuhan lain terpenuhi.
Rentetan coretan usang ini akan mengemukakan hal-hal yang berkaitan dengan peranan ciri kreativitas manusia dalam menimbulkan ide-ide inovatif yang menuju pada pengetahuan baru atau penemuan baru baik dengan menempuh cara yang sudah mengandung dimensi ilmiah ataupun yang belum.
Pertumbuhan budaya manusia sangat dipengaruhi oleh banyaknya kebutuhan dan kemauan manusia yang tidak berkenaan untuk tergantung kepada alam semesta. Tinggi rendahnya kebudayaan suatu kelompok manusia tertentu (misalnya suku) atau bangsa dapat diukir dari sejauh mana kelompok atau bangsa tersebut dapat memenuhi kebutuhannya dengan pemanfaatan pemberdayaan media yang dikembangkannya. Misalnya, masyarakat pra sejarah hanya menggunakan alat bantu kayu atau batu untuk mencari nafkah maupun mempertahankan kehidupannya. Mereka belum mengenal cara bercocok tanam atau beternak untuk penyedian bahan makanan, seluruh kebutuhan mereka masih tersedia di alam sekitar. Namun setelah jumlah manusia bertambah dan alam tidak mampu lagi menyediakan kebutuhannya, maka mannusia secara lambat laun menemukan teknologi sederhana sampai teknologi modern sebagai media pemenuhan kebutuhan. Keragaman kebutuhan dan kemampuan manusia dalam memenuhi kebutuhannya merupakan perbedaan mendasar antara manusia dengan mahluk lain.
E.B Taylor, 1971 dalam bukunya; “Primitive Culture” mengemukakan bahwa “Kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”, pendapat ini merupakan rumusan yang pertama kali diutarakan. Selanjutnya pada tahun 1952 Kroeber dan Kluckholn berhasil menginfentarisasi terhadap 150 defenisi kebudayaan yang dihasilkan oleh publikasi tentang kebudayaan selama lebih kurang tujuh puluh lima tahun.
A. MANUSIA
1. Asal Mula Manusia
Hewan terdekat dengan manusia yang masih bertahan hidup adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorila dan ketiga adalah orang utan. Sangat penting untuk diingat, namun, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang dengan hewan ini dan tidak diturunkan langsung dari mereka. Ahli biologi telah membandingkan serantaian pasangan dasar DNA antara manusia dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang dari 5% [2]. Telah diperkirakan bahwa garis silsilah manusia bercabang dari simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan berita terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah menunjukkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.
Berikut beberapa gejala penting dalam evolusi manusia:
1. perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak simpanse dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada bertambahnya kecerdasan.
2. pengurangan gigi taring.
3. penggerak bipedal (dua kaki)
4. perbaikan laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).
Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa mereka telah menyesuaikan diri, dan apa peran mereka dalam evolusi organisasi sosial dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam perdebatan yang berlangsung di antara para ahli antropologi ragawi saat ini.
Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria manusia diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang silsilah manusia dan untuk melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini, nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern diperkirakan hidup sekitar 150 milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang dari 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun lalu (lihat Perpindahan manusia).
Macam-macam kelompok agama telah menyatakan keberatan atas teori evolusi umat manusia dari sebuah nenek moyang bersama dengan hominoid lainnya. Alhasil, muncullah berbagai perbedaan pendapat, percekcokan, dan kontroversi. Lihat penciptaan, argumen evolusi, dan desain kepandaian untuk melihat pola pikir yang berlawanan.

2. Apa Manusia Itu
Banyak faham yang memberikan pandangan akan arti manusia, dimana faham-faham tersebut tidak memberikan satu simpulan pasti tentang arti manusia. Faham-faham tersebut tidak secara eksplesit menyimpulkan makna manusia, melainkan pemberian pencitraan sifat dan ciri-ciri yang dapat diperdebatkan. Dengan demikian sungguh tidak mudah memberikan suatu defenisi mengenai arti manusia’.
Namun manusia sering juga disebut “the inventing and discovering animal” (binatang pencipta dan penemu). Menurut sejarah, evolusi manusia diawali saat manusia masih diidentifikasi sebagai Pithecanthropus erectus (manusia kera berjalan tegak) hingga saat ini di mana manusia diidentifikasi sebagai Homo sapiens.
Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan ada nya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan fisik manusia, proses berpikir manusia juga mengalami kemajuan. Manusia mulai mengenal ilmu dan pengetahuan dan menemukan apa yang disebut peradaban. Peradaban berarti kesenian, tradisi, kebiasaan, kepercayaan, nilai, perilaku dan kebiasaan material yang menjelaskan cara hidup manusia. Peradaban dapat dipisahkan dari kebudayaan karena kerumitan sosial dan organisasi dalam tingkatan yang lebih tinggi dan karena perbedaan kegiatan ekonomi dan budayanya.
Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumba-lumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar; hiu memiliki yang terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi untuk invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden.
Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal yang jarang di temui dalam kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin.
Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.
3. Hakekat Manusia
Pandangan konvesional dari evolusi manusia menyatakan bahwa manusia berevolusi di lingkungan dataran sabana di Afrika. (lihat Evolusi manusia). Teknologi yang disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan manusia untuk mendiami semua benua dan beradaptasi dengan semua iklim. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, manusia telah dapat mendiami sementara benua Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa, meskipun pendiaman jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu yang hemat. Manusia, dengan populasi kurang lebih eman milyar jiwa, adalah salah satu dari mamalia terbanyak di dunia.
Gaya hidup asli manusia adalah pemburu dan pengumpul, yang diadaptasikan ke sabana, adegan yang disarankan dalam evolusi manusia. Gaya hidup manusia lainnya adalah nomadisme (berpindah tempat; terkadang dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap yang dimungkinkan oleh pertanian yang baik. Manusia mempunyai daya tahan yang baik untuk memindahkan habitat mereka dengan berbagai alasan, seperti pertanian, pengairan, urbanisasi dan pembangunan, serta kegiatan tambahan untuk hal-hal tersebut, seperti pengangkutan dan produksi barang.
Perkampungan manusia menetap bergantung pada kedekatannya dengan sumber air dan, bergantung pada gaya hidup, sumber daya alam lainnya seperti lahan subur untuk menanam hasil panen dan menggembalakan ternak atau, sesuai dengan musim tersedianya mangsa/makanan. Dengan datangnya infrastruktur perdagangan dan pengangkutan skala besar, kedekatan lokasi dengan sumber daya tersebut telah menjadi tak terlalu penting, dan di banyak tempat faktor ini tak lagi merupakan daya pendorong bertambah atau berkurangnya populasi.
Habitat manusia dalam sistem ekologi tertutup di lingkungan yang tidak akrab dengannya (Antartika, angkasa luar) sangatlah mahal dan umumnya mereka tak dapat tinggal lama, dan hanya untuk tujuan ilmiah, militer, atau ekspedisi industri. Kehidupan di angkasa sangatlah sporadis, dengan maksimal tiga belas manusia di ruang angkasa pada waktu tertentu. Ini adalah akibat langsung dari kerentanan manusia terhadap radiasi ionisasi. Sebelum penerbangan angkasa Yuri Gagarin tahun 1961, semua manusia 'terkurung' di Bumi. Di antara tahun 1969 dan 1974, telah ada dua manusia sekaligus yang menghabiskan waktu singkatnya di Bulan. Sampai tahun 2004, tak ada benda angkasa lain telah dikunjungi manusia. Sampai tahun 2004, telah ada banyak keberadaan manusia di ruang angkasa berkelanjutan sejak peluncuran kru perdana untuk meninggali Stasiun Luar Angkasa Internasional, pada 31 Oktober 2000.
KEBUDAYAAN
1. Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
Kebudayaan bukanlah suatu benda dan bukan objek rekayasa karena dia adalah ungkapan dialog terus menerus yang berlangsung dalam masyarakat. Ciri khas dialog adalah kebebasannya. Dialog adalah keterbukaan yang satu terhadap yang lain, reaksi bebas dan khas atas komunikasi lawan bicara yang tidak dapat dipastikan sebelumnya. Kebudayaan hanya dapat berkembang dalam suasana terbuka dan bebas tekanan. Dalam sejarahnya, manusia memperlihatkan dua daya: Daya tahunya dan daya untuk mencapai yang diketahuinya. Daya tahu dan mau inilah yang disebut memanusiakan manusia.
Ilmu pengetahuan yang ditemukan oleh manusia pulalah yang memperkirakan bahwa manusia telah menghuni bumi ini sejak sekitar 20.000 tahun Sebelum Masehi. Masa ini disebut masa pra-sejarah karena warisan yang ditinggalkan pada masa ini tidak menyebut apapun mengenai dirinya. Karena tidak adanya dokumen tertulis yang menceritakan masa pra-sejarah, maka informasi yang diperoleh pada masa ini didapat melalui bidang-bidang ilmu pengetahuan lain di antaranya, paleontologi, biologi, palinologi, geologi, antropologi dan arkeologi. Zaman ini sering juga disebut zaman batu karena semua alat-alat yang dihasilkan manusia dibuat dari batu.
Dari sudut perkembangan pengetahuan manusia, zaman ini ditandai dengan pengetahuan mereka mengenai apa dan bagaimana (know how) yang diperoleh manusia melalui proses:
1. Kemampuan mengamati
2. Kemampuan membeda-bedakan
3. Kemampuan memilih
4. Kemampuan melakukan percobaan berdasarkan prinsip trial and error
Menurut Karl Popper, cara belajar dari kesalahan yang dibuat pada dasarnya merupakan karakteristik yang sama pada semua makhluk hidup, apakah itu binatang tingkat rendah atau tingkat tinggi, apakah ia seekor simpanse atau seorang ilmuwan.
Dari sudut perkembangan pengetahuan manusia, zaman ini ditandai dengan pengetahuan mereka mengenai apa dan bagaimana (know how) yang diperoleh manusia melalui proses:
1. Kemampuan mengamati
2. Kemampuan membeda-bedakan
3. Kemampuan memilih
4. Kemampuan melakukan percobaan berdasarkan prinsip trial and error
Menurut Karl Popper, cara belajar dari kesalahan yang dibuat pada dasarnya merupakan karakteristik yang sama pada semua makhluk hidup, apakah itu binatang tingkat rendah atau tingkat tinggi, apakah ia seekor simpanse atau seorang ilmuwan.
Setelah masa pra-sejarah, manusia mulai memasuki masa sejarah mulai dari sekitar 15.000 hingga 600 tahun Sebelum Masehi dengan ditemukannya tulisan-tulisan pada masa ini. Kemajuan yang bersifat khusus pada masa itu adalah pengembangan kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Ketiga kemampuan inilah yang banyak berperan dalam pengembangan kebudayaan dan berdirinya kerajaan-kerajaan besar di Afrika (misalnya Mesir), Asia Tengah (Sumeria, Babilonia, Niniveh), Asia Timur (Tiongkok) dan Amerika Tengah (Maya dan Inca).
Mulai dari 600 tahun Sebelum Masehi hingga 200 tahun Sesudah Masehi, manusia mulai memasuki zaman “penalaran”. Pada masa ini, kebudayaan Yunani memberikan corak baru kepada pengetahuan yang berdasarkan pada receptive mind.
Cara berpikir mereka sudah memiliki penalaran yang selalu menyelidik (inquiring mind) yang tidak mau menerima peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman begitu saja secara pasif-reseptif tetapi terus mencari sampai sedalam-dalamnya akar dari semua fenomena yang beragam di alam ini (rasionalitas). Pada zaman ini lahirlah pemikir-pemikir yang dalilnya dapat bermanfaat hingga saat ini, diantaranya Aristoteles, Thales, Pythagoras, Archimedes dan Aristarchus.
2. Defenisi Kebudayaan
Defenisi Kebudayaan Menurut para Pakar :
1. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan kehidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertip dan damai.
2. Robert Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan,adapt istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melaikan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
3. Keesing
Kebudayaan adalah totalitas pengetahuan manusia, pengalaman yang terakumulasi dan yang ditransmisikan secara social.
4. Koentjaraningrat
Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekerti.
5. Rafael Raga Manan
Kebudayaan adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungan, yakni cara manusia membangun alam guna memenuhi keinginan-keinginan serta tujuan hidupnya yang dilihat sebagai proses humanisasi.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Era berikutnya adalah abad pertengahan yang dimulai sekitar tahun 500 Masehi hingga tahun 1500 Masehi. Banyak sekali peristiwa di Eropa yang menandai era ini baik itu di bidang politik, seperti perubahan daerah kekuasaan beberapa negara, maupun di bidang sosial seperti penemuan alat cetak.
Di antara kebudayaan yang menonjol pada Abad Pertengahan adalah Kebudayaan Arab. Pada saat itu banyak karya orang Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yang kemudian dipertajam penelitiannya terutama dalam bidang astronomi, fisika, kedokteran, biologi, farmasi dan kimia. Di antara tokoh-tokoh Arab adalah:
1. Al-Khawarizmi (825) yang menyusun buku aljabar dan aritmatika
2. Omar Khayam (1043-1132) yang menemukan pemecahan persamaan pangkat tiga
3. Ibnu Rushd (1126-1198), seorang ahli kedokteran yang dijuluki Averoes oleh orang Barat. Ia juga menterjemahkan karya-karya Aristoteles dan seorang penganut paham Evolusionisme yang berkeyakinan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak tercipta tiba-tiba.
4. Al-Idris (1100-1166), seorang ahli astronomi yang percaya pada pendiriannya tentang geosentrisme dan homosentrisme. Ia mempertahankan azas Ptolomaeus yang dapat meramalkan terjadinya gerhana bulan jauh lebih tepat dari ahli-ahli sebelumnya.

Jumat, 04 Maret 2011

Manusia dan Cinta

Pengertian hakikat manusia dan cinta

Pengertian hakikat manusia – Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.

Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan paling mulia.

Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT. {“Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di bumi semuanya.”}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {“Allah telah menundukkan bagi kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi kalian malam dan siang.”}(Q. S. Ibrahim: 33). {“Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian agar dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya.”}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat lainnya yang menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat akal dan pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai cara yang mampu mereka lakukan. Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia. Namun, segala yang dimiliki manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasan sehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh dilewati.

Dengan demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta,

rasa kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan aman, menyukai harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta. Hal itu juga telah menciptakan dorongan dalam diri manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya itu dan memenuhi kebutuhannya sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat dalam dirinya. Oleh karena itu manusia senantiasa berusaha mendapatkan apa yang sesuai dengan kebutuhannya,hal ini juga dialami oleh para mahluk-mahluk hidup lainnya, hanya saja, manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya dalam hal kesempurnaan tata cara untuk memperoleh benda-benda pemuas kebutuhannya dan juga tata cara untuk memuaskan kebutuhannya tersebut. Makhluk hidup lain melakukannya hanya berdasarkan naluri yang telah Allah ciptakan untuknya sementara manusia melakukannya berdasarkan akal dan pikiran yang telah Allah karuniakan kepadanya.

Dewasa ini manusia, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara spermatozoa dengan ovum.

Didalam Al-Qur`an proses penciptaan manusia memang tidak dijelaskan secara rinci, akan tetapi hakikat diciptakannya manusia menurut islam yakni sebagai mahluk yang diperintahkan untuk menjaga dan mengelola bumi. Hal ini tentu harus kita kaitkan dengan konsekuensi terhadap manusia yang diberikan suatu kesempurnaan berupa akal dan pikiran yang tidak pernah di miliki oleh mahluk-mahluk hidup yang lainnya. Manusia sebagai mahluk yang telah diberikan kesempurnaan haruslah mampu menempatkan dirinya sesuai dengan hakikat diciptakannya yakni sebagai penjaga atau pengelola bumi yang dalam hal ini disebut dengan khalifah. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat All-Baqarah ayat 30. Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah.

Namun kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang biasanya dihubungkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw wafat , baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-‘Abbasiah. Akan tetapi fungsi dari khalifah itu sendiri sesuai dengan yang telah diuraikan diatas sangatlah luas, yakni selain sebagai pemimpin manusia juga berfungsi sebagai penerus ajaran agama yang telah dilakukan oleh para pendahulunya,selain itu khalifah juga merupakan pemelihara ataupun penjaga bumi ini dari kerusakan.

SIAPAKAH MANUSIA

Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi.

Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu :

Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus.

Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut pithecanthropus erectus.

Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan.

Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (Homo Soloensis).

Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan otak dan nalarnya.

Beberapa Definisi Manusia :

1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.

2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai sumber utama yg bebas – kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan

3. Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol; Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke dalam waktu yg tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat pegangan yg benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada eksistensi.

4. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.

5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yg memberinya kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati apa yg belum diberikan alam.

6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.

7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.

8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.

Al Qur’an memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar tunduk pada takdir Allah, sama dengan makhluk lain. Manusia sebagai insan dan al-nas bertalian dengan hembusan roh Allah yang memiliki kebebasan dalam memilih untuk tunduk atau menentang takdir Allah.

Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat dikelompokkan pada dua hal, yaitu potensi fisik dan potensi ruhaniah.

Potensi fisik manisia adalah sifat psikologis spiritual manusia sebagai makhluk yang berfikir diberi ilmu dan memikul amanah.sedangkan potensi ruhaniah adalah akal, gaib, dan nafsu. Akal dalam penertian bahasa Indonesia berarti pikiran atau rasio. Dalam Al Qur’an akal diartikan dengan kebijaksanaan, intelegensia, dan pengertian. Dengan demikian di dalam Al Qur’an akal bukan hanya pada ranah rasio, tetapi juga rasa, bahkan lebih jauh dari itu akal diartikan dengan hikmah atau bijaksana.

Musa Asyari (1992) menyebutkan arti alqaib dengan dua pengertian, yang pertama pengertian kasar atau fisik, yaitu segumpal daging yang berbentuk bulatpanjang, terletak di dada sebelah kiri, yang sering disebut jantung. Sedangkan arti yang kedua adalah pengertian yang halus yang bersifat ketuhanan dan rohaniah, yaitu hakekat manusia yang dapat menangkap segala pengertian, berpengetahuan, dan arif.

Akal digunakan manusia dalam rangka memikirkan alam, sedangkan mengingat Tuhan adalah kegiatan yang berpusat pada qalbu.

Adapun nafsu adalah suatu kekuatan yang mendorong manusia untuk mencapai keinginannya. Dorongan-dorongan ini sering disebut dorongan primitif, karena sifatnya yang bebas tanpa mengenal baik dan buruk. Oleh karena itu nafsu sering disebut sebagai dorongan kehendak bebas.

PERSAMAAN dan PERBEDAAN MANUSIA DENGAN MAHLUK LAIN.

Manusia pada hakekatnya sama saja dengan mahluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung oleh pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan, kesadaran dan keunggulan yang dimiliki manusia dibanding dengan mahluk lain.

Manusia sebagai salah satu mahluk yang hidup di muka bumi merupakan mahluk yang memiliki karakter paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu berbeda dengan binatang, sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan yang paling utama antara manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang memlikinya, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif.

Dibanding dengan makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan.kelebihan itu membedakan manusiadengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik di darat, di laut, maupun di udara. Sedangkan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak di darat dan di laut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa meampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atau makhluk lain dijelaskan dalam surat Al-Isra ayat 70.

Diantara karakteristik manusia adalah :

1. Aspek Kreasi
2. Aspek Ilmu
3. Aspek Kehendak
4. Pengarahan Akhlak

Selain itu Al Ghazaly juga mengemukakan pembuktian dengan kenyataan faktual dan kesederhanaan langsung, yang kelihatannya tidak berbeda dengan argumen-argumen yang dibuat oleh Ibnu Sina (wafat 1037) untuk tujuan yang sama, melalui pembuktian dengan kenyataan faktual. Al Ghazaly memperlihatkan bahwa; diantara makhluk-makhluk hidup terdapat perbedaan-perbedaan yang menunjukkan tingkat kemampuan masing-masing. Keistimewaan makhluk hidup dari benda mati adalah sifat geraknya. Benda mati mempunyai gerak monoton dan didasari oleh prinsip alam. Sedangkan tumbuhan makhluk hidup yang paling rendah tingkatannya, selain mempunyai gerak yang monoton, juga mempunyai kemampuan bergerak secara bervariasi. Prinsip tersebut disebut jiwa vegetatif. Jenis hewan mempunyai prinsip yang lebih tinggi dari pada tumbuh-tumbuhan, yang menyebabkan hewan, selain kemampuan bisa bergerak bervariasi juga mempunyai rasa. Prinsip ini disebut jiwa sensitif. Dalam kenyataan manusia juga mempunyai kelebihan dari hewan. Manusia selain mempunyai kelebihan dari hewan. Manusia juga mempunyai semua yang dimiliki jenis-jenis makhluk tersebut, disamping mampu berpikir dan serta mempunyai pilihan untuk berbuat dan untuk tidak berbuat. Ini berarti manusia mempunyai prinsip yang memungkinkan berpikir dan memilih. Prinsip ini disebut an nafs al insaniyyat. Prinsip inilah yang betul-betul membeda manusia dari segala makhluk lainnya.

TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA

Allah SWT berfirman dalam surat Ad-dzariyat:56 bahwasannya:”Allah tidak menciptakan manusia kecuali untuk mengabdi kepadanya”mengabdi dalam bentuk apa?ibadah dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya seperti tercantum dalam Al-qur’an

????????????? ????? ???????? ???????? ????????? ????

“Sesungguhnya telah ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.”

Perintah ataupun tugas yang diberikan oleh Allah kepada manusia dalam beribu-ribu macam bentuk dimulai dari hal yang paling kecil menuju kepada hal yang paling besar dengan berdasarkan dan berpegang kepada Al-qur’an dan hadist didalam menjalankannya.Begitupun sebaliknya dengan larangan-larangannya yang seakan terimajinasi sangat indah dalam pikiran manusia namun sebenarnya balasan dari itu adalah neraka yang sangat menyeramkan,sangat disayangkan bagi mereka yang terjerumus kedalamnya.Na’uudzubillaahi min dzalik

Dalam hadist shohih diungkapkan bahwa jalan menuju surga itu sangatlah susah sedangkan menuju neraka itu sangatlah mudah.Dua itu adalah pilihan bagi setiap manusia dari zaman dahulu hingga sekarang,semua memilih dan berharap akan mendapatkan surga,namun masih banyak sekali orang-orang yang mengingkari dengan perintah Allah bahkan mereka lebih tertarik dan terbuai untuk mendekati,menjalankan larangan-larangannya.Sehingga mereka bertolak belakang dari fitrahnya sebagai manusia hamba Allah yang ditugasi untuk beribadah.Oleh karenanya,mereka tidak akan merasakan hidup bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.

FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA

Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang dilakukan adalah sebagai pelaku ajaran allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah.

Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut memulai dari diridan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah, diantaranya adalah :

1.Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54)

belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.

2.Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39)

ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang dikarang manusia saja, tetapi juga ilmu Allah.

3.Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 )

Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.

Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.

Kuasa memberi juga kuasa mengambil Betapa piciknya kalau kita hanya tertawa senang sewaktu diberi. Sebaliknya menangis duka dan penasaran Sewaktu Tuhan mengambil sesuatu dari kita. Yang terpenting adalah menjaga sepak terjang kita Melandasi sepak terjang hidup kita dengan kebenaran Kejujuran dan keadilan?Cukuplah Yang lain tidak penting lagi.

Suka duka adalah permainan perasaan. Yang digerakan oleh nafsu iba diri Dan mementingkan diri sendiri. Tuhanlah sutradaranya, Maka manusia manusia adalah pemain sandiwaranya Yang berperan diatas panggung kehidupan Sutradara yang menentukan permainannya Dan ingatlah bukan perannya yang penting Melainkan cara manusia yang memainkan perannya itu.

Walaupun seseorang diberi peran sebagai seorang raja besar, Kalau tidak pandai dan baik permainannya ia akan tercela. Sebaliknya biarpun sang sutradara memberi peran kecil tak berarti Peran sebagai seorang pelayan atau rakyat jelata Kalau pemegang peran itu memainkannya dengan sangat baik Tentu ia akan sangat terpuji dimata Tuhan juga dimata manusia.

Apalah artinya seorang pembesar Yang dimuliakan rakyat Bila ia lalim rakus dan melakukan hal hal yang hina. Maka ia akan hanya direndahkan dimata manusia Dan juga dimata Tuhan. Sebaliknya betapa mengagumkan hati manusia Yang menyenangkan Tuhan Bila seorang biasa yang bodoh miskin Dan dianggap rendah namun mempunyai sepak terjang Dalam hidup ini penuh dengan kebajikan Yang melandaskan kelakuannya pada jalan kebenaran. Maka mereka itulah yang paling mulia dimata Tuhan.

“Wahai orang orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, diatasnya terdapat malaikat malaikat yang bengis dan sadis yang tidak mengabaikan apa yang diperintahkan kepada mereka, dan mereka melakukan apa yang diperintahkan”

Itulah firman Allah yang diberikan kepada manusia dalam menjalankan peranannya selama hidup di muka bumi.Peran terhadap diri sendiri dan keluarga.Bukan diawali dari peran untuk keluarga atau pun negara tapi justru peran itu ditujukan untuk diri sendiri sebelum berperan untuk orang lain.Peranan seseorang harus dibangun dari dalam diri sendiri secara terus menerus untuk mendapatkan hasil yang maksimal,ketika sebuah pribadi telah menguasai peranannya untuk diri sendiri, barulah bisa berperan untuk orang lain,terutama keluarga.Ada sebuah kata kata dari seorang teman yang pernah berbagi dengan saya tentang masalah berderma. Dia berkata pada saya”kawan untuk kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain tentunya kita harus dalam kondisi lebih terlebih dahulu, tidak mungkin kita dalam kondisi kekurangan terus kita meberi untuk orng lain”.Jadi untuk bisa membangun sebuah keluarga, kelompok, negara dan mungkin yang lebih besar lagi maka haruslah menjadi kewajiban kita untuk bisa terlebih dahulu membangun diri kita.

TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA ALLAH

Tanggungjawab Abdullah terhadap dirinya adalah memelihara iman yang dimiliki dan bersifat fluktuatif ( naik-turun ), yang dalam istilah hadist Nabi SAW dikatakan yazidu wayanqusu (terkadang bertambah atau menguat dan terkadang berkurang atau melemah).

Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggungjawab terhadap diri sendiri. Oleh karena itu, dalam al-Qur’an dinyatakan dengan quu anfusakum waahliikum naaran (jagalah dirimu dan keluargamu, dengan iman dari neraka).

Allah dengan ajaranNya Al-Qur’an menurut sunah rosul, memerintahkan hambaNya atau Abdullah untuk berlaku adil dan ikhsan. Oleh karena itu, tanggung jawab hamba Allah adlah menegakkan keadilanl, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap keluarga. Dengan berpedoman dengan ajaran Allah, seorang hamba berupaya mencegah kekejian moral dan kenungkaran yang mengancam diri dan keluarganya. Oleh karena itu, Abdullah harus senantiasa melaksanakan solat dalam rangka menghindarkan diri dari kekejian dan kemungkaran (Fakhsyaa’iwalmunkar). Hamba-hamba Allah sebagai bagian dari ummah yang senantiasa berbuat kebajikan juga diperintah untuk mengajak yang lain berbuat ma’ruf dan mencegah kemungkaran (Al-Imran : 2: 103). Demikianlah tanggung jawab hamba Allah yang senantiasa tunduk dan patuh terhadap ajaran Allah menurut Sunnah Rasul.

TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH ALLAH

Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan , wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya.

Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang berupa kebebasan memilih dan menentukan, sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Kebebasan manusia sebagai khalifah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang dimilikitidak menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.

Kekuasaan manusia sebagai wakil Tuhan dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hokum-hukum Tuhan baik yang baik yang tertulis dalam kitab suci (al-Qur’an), maupun yang tersirat dalam kandungan alam semesta (al-kaun). Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang diwakili adalah wakil yang mengingkari kedudukan dan peranannya, serta mengkhianati kepercayaan yang diwakilinya. Oleh karena itu, ia diminta pertanggungjawaban terhadap penggunaan kewenangannya di hadapan yang diwakilinya, sebagaimana firman Allah dalam QS 35 (Faathir : 39) yang artinya adalah :

“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi. Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafiranorang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lainhanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.

Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba allah, bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak terpisahkan. Kekhalifan adalah realisasi dari pengabdian kepada allah yang menciptakannya.

Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan derajad manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah, seperti fiman-Nya dalam QS (at-tiin: 4) yang artinya

“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

KESIMPULAN

Manusia adalah mahluk Allah yang paling mulia,di dalam Al-qur’an banyak sekali ayat-ayat Allah yang memulyakan manusia dibandingkan dengan mahluk yang lainnya.Dan dengan adanya ciri-ciri dan sifat-sifat utama yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia menjadikannya makhluk yang terpilih diantara lainnya memegang gelar sebagai khalifah di muka bumi untuk dapat meneruskan,melestarikan,dan memanfaatkan segala apa yang telah Allah ciptakan di alam ini dengan sebaik-baiknya.

Tugas utama manusia adalah beribadah (????????????? )kepada Allah SWT.Semua ibadah yang kita lakukan dengan bentuk beraneka ragam itu akan kembali kepada kita dan bukan untuk siapa-siapa.Patuh kepada Allah SWT,menjadi khalifah,melaksanakan ibadah,dan hal-hal lainnya dari hal besar sampai hal kecil yang termasuk ibadah adalah bukan sesuatu yang ringan yang bisa dikerjakan dengan cara bermain-main terlebih apabila seseorang sampai mengingkarinya.Perlu usaha yang keras,dan semangat yang kuat ketika keimanan dalam hati melemah,dan pertanggungjawaban yang besar dari diri kita kelak di hari Pembalasan nanti atas segala apa yang telah kita lakukan di dunia

Definisi Cinta

1. Cinta berarti bahwa aku mengetahui orang yang aku cintai. Aku menyadari demikian banyak faset dirinya, bukan cuma sisi baiknya saja, akan tetapi juga keterbatasan, inkonsistensi, dan kelemahan-kelemahannya. Aku menyadari perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya, dan aku mengalami sesuatu yang menjadi inti dirinya. Aku bisa menyelinap ke balik topeng-topeng sosial dan peran yang dijalaninya serta melihat dirinya pada tingkat yang lebih dalam.

2. Cinta berarti aku peduli pada kesejahteraan orang yang aku cintai. Dalam ketulusanku-kepedulianku, bukan untuk menekannya atau mengikatnya seperti benda yang kumiliki. Sebaliknya, kepedulianku membebaskan kami berdua. Bila aku peduli padamu, (artinya) aku peduli pada pertumbuhanmu, dan aku berharap semoga engkau menjadi apapun yang engkau inginkan. Konsekuensinya, aku tidak akan meletakkan batu ganjalan untuk hal-hal yang dengannya engkau meningkatkan diri sebagai pribadi. Sekalipun untuk itu aku harus merasakan ketidaknyamanan dalam menjalani waktu.

3. Cinta berarti memiliki rasa hormat terhadap harga diri orang yang aku cintai. Bila aku mencintaimu, aku dapat melihatmu sebagai seseorang yang terpisah dariku, dengan nilai-nilaimu, dengan pikiran-pikiranmu, dan dengan perasaan-perasaanmu. Aku tidak memaksamu untuk menyerahkan identitasmu, menyesuaikannya pada citra yang kuharap kau tunjukkan. Aku dapat mengizinkan dan mendorongmu untuk berdiri dan menjadi dirimu sendiri, dan menghindari memperlakukanmu sebagai objek, atau menggunakanmu sebagai pemuas kebutuhan-kebutuhanku.

4. Cinta berarti memiliki tanggung jawab terhadap orang yang aku cintai. Bila aku mencintaimu, aku responsif terhadap kebutuhan-kebutuhanmu sebagai satu pribadi. Tanggung jawab ini tidak mengikatku untuk melakukan apa-apa yang dapat engkau lakukan sendiri, bukan pula berarti aku menjalai hidupmu untukmu. Ia hanyalah cara untuk menyadarkanku akan siapa diriku dan apa yang aku lakukan untukmu. Dengan cara itulah aku terlibat dalam kebahagiaan dan kesulitanmu. Seseorang kekasih dapat saja melukai dan mengecewakan orang yang dicintainya. Dan dalam hal ini, aku menyadari bahwa cinta membutuhkan kesediaan menerima tanggung jawab dari apa yang telah kulakukan terhadapmu.

5. Cinta berarti tumbuh bagiku bersama orang yang kucintai. Bila aku mencintaimu, aku menjadi tumbuh bersama cintaku. Engkau menjadi stimulan bagiku untul lebih memenuhi keinginanku, mewujudkan diriku yang kuinginkan. Demikian pula, cintaku akan meningkatkan dirimu. Masing-masing tumbuh karena kepedulian kita dan karena kita dipedulikan. Masing-masing kita berbagi untuk memperkaya pengalaman yang tidak merusak diri kita. Buscaglia (1992) menggambarkan ide ini dengan baik ketika menuliskan : “Kita bukan hanya harus menghormati kebutuhan bagi pertumbuhan kekasih kita. Kita harus mendorongnya, sekalipun dengan resiko kehilangan dia. Kelihatannya memang ironis, tapi begitulah yang sebenarnya. Bahwa hanya melalui pertumbuhan yang terpisahlah akan ada harapan bagi tiap-tiap orang untuk tumbuh bersama-sama.”

6. Cinta berarti dihilangkannya rasa takut. Jampolsky (1981) menegaskan bahwa rasa takut akan kesalahan masa lalu dan ketakutan masa depan hanya menyediakan sedikit ruang bagi dinikmatinya dan dihayatinya masa kini serta masa yang akan datang. Tidak menilai orang lain adalah satu cara bagaimana aku bisa membebaskan diri dari rasa takut dan mengalami cinta. Penerimaan berarti aku tidak memusatkan diri untuk mengubah orang lain agar mereka menyesuaikan diri pada harapan-harapanku.

7. Cinta berarti membuat komitmen pada orang yang aku cintai. Komitmen ini tidak berarti penyerahan masing-masing diri secara total. Bukan pula berarti bahwa hubungan yang ada harus permanen. Maknanya adalah bahwa komitmen itu mengandung keinginan untuk selalu bersama-sama di saat-saat pedih, saat-saat sulit, saat-saat perjuangan, dan saat-saat kesedihan, sebagaimana (keinginan untuk) tetap bersama dalam ketenangan dan kebahagiaan.

8. Cinta berarti bahwa aku mungkin terluka. Bila aku membuka diri karena percaya padamu, aku mungkin mengalami luka, penolakan, atau kehilangan. Cinta melibatkan saling berbagi, saling mengalami dengan orang yang aku cintai. Cintaku padamu berarti bahwa aku ingin menghabiskan waktu bersamamu dan berbagi aspek-aspek hidupmu yang bermakna bersamamu. Cinta juga berarti bahwa aku ingin berbagi sisi-sisi hidupku yang penting bersamamu.

9. Cinta berarti mempercayai orang yang aku cintai. Bila aku mencintaimu, aku percaya engkau akan menerima kepedulian cintaku dan bahwa engkau tidak akan melukaiku dengan sengaja. Aku percaya bahwa engkau akan melihatku sebagai seseorang yang layak untuk dicintai. Dan (aku percaya) bahwa engkau tidak akan mengabaikanku. Aku percaya bahwa cinta kita secara hakiki saling berbalas. Bila kita saling percaya, kita ingin terbuka satu sama lain. (Bila kita saling percaya) kita akan dapat melepaskan segala topeng dan kecurigaan kita, dan mengungkapkan diri kita yang sebenarnya.

10. Cinta dapat mentoleransi ketidaksempurnaan. Dalam sebuah hubungan cinta, ada saat-saat bosan, saat ketika rasanya aku ingin menyerah saja, saat-saat sulit yang sungguh-sungguh, dan saat-saat aku mengalami ketiadaan manfaat apa-apa. Cinta yang otentik tidak berarti kebahagiaan yang terus-menerus. Aku bisa bertahan di saat-saat sulit, karena aku bisa mengingat apa-apa yang sama-sama pernah kita miliki di masa lalu. Dan bahwa aku bisa membayangkan apa yang akan kita dapatkan di masa depan seandainya kita cukup berani menghadapi masalah-masalah kita dan memecahkannya bersama-sama.

11. Cinta itu membebaskan. Cinta diberikan secara bebas. Tidak diserahkan karena permintaan. Pada saat yang sama, cintaku padamu tidak bergantung pada apakah engkau memenuhi harapan-harapanku. Cinta sejati tidak berarti, “Aku mencintaimu karena engkau sempurna.” Atau “...ketika engkau menjadi seperti yang aku harapkan.” Cinta yang otentik tidak diberikan dengan rantai pengikat. Ada kualitas tanpa syarat dalam cinta.

12. Cinta itu meluas. Bila aku mencintaimu, aku mendorongmu untuk membentuk dan mengembangkan hubungan-hubungan lain. Sekalipun hidup kita untuk satu sama lain dan komitmen kita berdua menjadi inti dari apa yang kita lakukan, tetapi kita satu sama lain tidak terikat secara total dan eksklusif. Hanya cinta palsulah yang memasung seseorang dengan seseorang yang lain. Demikian dekatnya hingga tidak memberikan ruang untuk tumbuh. Casey dan Vanceburg (1985) menyebutkan ini : “Bukti yang jujur dari cinta kita adalah komitmen untuk mendorong pengembangan diri masing-masing secara penuh. Kita adalah pribadi-pribadi yang interdependen yang membutuhkan kehadiran (sesuatu) yang lain untuk memenuhi takdir kita. Sekalipun demikian, kita juga individu yang terpisah. Kita harus berjuang atas nama kita sendiri.”

13. Cinta berarti memiliki satu keinginan terhadap orang yang aku cintai tanpa memiliki tuntutan yang harus dipenuhinya. Bila aku bukan apa-apa tanpamu, maka aku tidak akan sungguh-sungguh bebas mencintaimu. Bila aku mencintaimu dan engkau meninggalkanku, aku akan merasakan kehilangan dan kesedihan. Tapi aku masih mampu untuk hidup. Bila aku terlalu bergantung padamu untuk makna dan kehidupanku, aku tidak akan bebas menguji hubungan kita. Juga tidak bebas untuk memberimu tantangan dan berbeda darimu. Karena rasa takutku kehilanganmu, aku akan berdiam ketika menerima apa yang tak kuinginkan. Dan ini tentu menimbulkan perasaan kecewa.

14. Cinta itu mengidentifikasikan diri dengan orang yang aku cintai. Bila aku mencintaimu, aku bisa berempati padamu dan melihat dunia melalui matamu. Aku mengidentifikasikan diri padamu karena aku bisa melihat diriku di dalam dirimu dan dirimu di dalam diriku. Kedekatan ini tidak berarti sebuah “kebersamaan” yang terus-menerus, karena jarak dan keterpisahan seringkali esensial dalam hubungan cinta. Jarak dapat memperkuat ikatan cinta. Ia akan membantu kita menemukan kembali diri kita, sehingga kita dapat bertemu lagi dalam sebuah cara yang baru.

15. Cinta itu selfish. Aku hanya bisa mencintai dirimu bila aku secara tulus mencintai, menilai, menghargai, dan menghormati diriku sendiri. Bila aku kosong, maka yang dapat kuberikan padamu adalah kekosonganku. Bila aku merasa diriku utuh dan berharga, aku akan mampu memberikan padamu dari apa yang telah kumiliki. Satu cara terbaik untuk memberimu cinta adalah dengan sepenuh-penuhnya menikmati kebersamaanku denganmu.

16. Cinta melibatkan kemampuan melihat potensi di dalam diri orang yang aku cintai. Bila aku mencintaimu, aku bisa melihatmu sebagaimana diri yang engkau inginkan, sementara aku tetap dapat menerima dirimu saat ini. Pengamatan Goethe menjadi relevan dalam hal ini, dengan menghadapi orang sebagaimana adanya, kita membuat mereka menjadi lebih buruk. Tetapi, dengan memperlakukan mereka seolah-olah mereka telah seperti orang yang mereka inginkan, kita membantu mereka menjadi orang yang lebih baik.

17. Cinta berarti membuang ilusi tentang penguasaan penuh akan diri kita, orang lain, dan sekeliling kita. Semakin aku berusaha mengontrol secara penuh, semakin tidak terkontrollah diriku. Cintai berarti penyerahan kontrol dan terbuka terhadap peristiwa-peristiwa hidup. Cinta berarti kapasitas untuk dikejutkan. Menghadirkan kejutan ke dalam cinta, kata Buscaglia (1992), adalah cara untuk terus menghidupkan hubungan : “Cinta mati karena bisa diramalkan. Esensinya yang tertinggi adalah kejutan dan kekaguman. Membuat cinta menjadi tahanan hidup keseharian berarti membuang kegairahannya dan membuat ia hilang selamanya.”

18. Kita menutup diskusi tentang makna cinta sejati ini dengan berbagi ide dari buku The Art of Loving karya Erich Fromm yang mengatakan bahwa cinta yang matang menyimpulkan esensi cinta sejati dengan amat baik : “Cinta yang matang adalah kesatuan dalam keadaan yang menjaga integritas tiap orang, individualitas masing-masing. Dalam cintalah paradoks ini terjadi, bahwa ketika dua manusia menjadi satu mereka tetaplah dua.”